PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) PEKERJAAN JASA KONSULTANSI

Salah satu fungsi HPS adalah sebagai alat untuk menilai kewajaran penawaran termasuk rinciannya. 

Oleh karena  itu,  PPK  harus  menyusun  HPS  berdasarkan  sumber  data  yang  valid  sehingga  menghasilkan  nilai  yang dapat  dipertanggungjawabkan  sumbernya.  

Seperti  kita  ketahui  bahwa    pengadaan  barang/jasa  pada  instansi pemerintah  meliputi  pengadaan  barang,  pekerjaan  konstruksi,  jasa  lainnya  dan  jasa  konsultansi.  

Di  dalam tulisan berikut, penulis ingin memaparkan khusus tentang penyusunan HPS pada pengadaan jasa konsultansi.  

Yang dimaksud dengan jasa  konsultansi  adalah  jasa  layanan  profesional  yang membutuhkan   keahlian   tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir  (brainware).  

Di  dalam penjelasan Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 2012 tentang Perubahan Peraturan presiden Nomor 54 tahun 2010  tentang  Pengadaan  Barang/Jasa  Pemerintah,  yang  termasuk  di  dalam Pengadaan Jasa Konsultansi meliputi, namun tidak terbatas pada:

  1. Jasa rekayasa (engineering);
  2. Jasa  perencanaan  (planning), perancangan (design) dan pengawasan (supervisi) untuk pekerjaan Konstruksi
  3. Jasa  perencanaan (planning), perancangan (design), dan  pengawasan (supervisi) untuk pekerjaan selain Pekerjaan Konstruksi, seperti transportasi,  pendidikan, kesehatan, kehutanan, perikanan, kelautan, lingkungan, hidup,kedirgantaraan, pengembangan  usaha, perdagangan, pengembangan SDM, pariwisata, pos dan  telekomunikasi,  pertanian, perindustrian, pertambangan, dan energi;
  4. Jasa keahlian profesi, seperti jasa penasehatan,  jasa  penilaian, jasa pendampingan, bantuan teknis, konsultan manajemen, dan konsultan hukum;
  5. Pekerjaan Survey yang membutuhkan tenaga ahli

  • SUMBER DATA PENYUSUNAN HPS
Dalam Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 2012 tentang Perubahan Peraturan presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerinta, data yang dipakai untuk menyusun HPS meliputi:  
  • Harga  pasar  setempat  yaitu  harga  barang/jasa  dilokasi  barang/jasa  diproduksi/diserahkan/  dilaksanakan, menjelang dilaksanakannya Pengadaan Barang/Jasa;
  • Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS);
  • informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi  oleh  asosiasi  terkait  dan  sumber  data  lain yang dapat dipertanggungjawabkan;
  • Daftar  biaya/tarif  Barang/Jasa  yang  dikeluarkan oleh pabrikan/distributor tunggal;
  • Biaya Kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan mempertimbangkan faktor perubahan biaya;
  • Inflasi  tahun  sebelumnya, suku  bunga berjalan dan/atau kurs tengah Bank Indonesia;
  • Hasil perbandingan dengan Kontrak sejenis, baik yang dilakukan dengan instansi lain maupun pihak lain;
  • Perkiraan  perhitungan  biaya  yang  dilakukan  oleh konsultan perencana (engineer’s estimate);
  • Norma indeks; dan/atau Informasi lain yang dapat dipertanggung jawabkan.
KOMPONEN DAN KETENTUAN PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) JASA KONSULTANSI 

Komponen yang diperlukan untuk menghitung HPS jasa konsultansi  terdiri atas:
  1. Biaya Langsung Personil (Remuneration);
  2. Biaya  Langsung  Non  Personil  (Direct  Reimbursable  Cost);
  3. Pajak Pertambahan Nilai (PPN).  
Ketentuan mengenai biaya langsung personil yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: 
  • Biaya langsung personil untuk jasa konsultansi dihitung dengan mempertimbangkan dan berdasarkan harga pasar  yang  berlaku  dan  wajar  serta  didukung  dengan  studi perbandingan,  penelitian  yang  komprehensif serta dokumen-dokumen yang dapat dipertanggungjawabkan
  • Biaya   Langsung   Personil   didasarkan    pada    harga   pasar    gaji  dasar    (basic    salary)   yang terjadi untuk setiap  kualifikasi  dan bidang jasa konsultansi.
  • Biaya  Langsung  Personil  telah  memperhitungkan  biaya  umum (overhead),  biaya  sosial  (social  charge) keuntungan  (profit) maksimal 10% (sepuluh perseratus), tunjangan penugasan, dan biaya-biaya kompensasi lainnya.
  • Biaya   Langsung   Personil   dapat   dihitung   menurut   jumlah satuan waktu tertentu (bulan, minggu, hari, atau jam), dengan konversi menurut satuan waktu sebagai berikut :
SBOM = SBOB/4,1 

SBOH = (SBOB/22) x 1,1 

SBOJ = (SBOH/8) x 1,3 

Dimana : 

SBOB = Satuan Biaya Orang Bulan 

SBOM = Satuan Biaya Orang Minggu 

SBOH = Satuan Biaya Orang Hari 

SBOJ = Satuan Biaya Orang Jam

Sedangkan ketentuan yang harus diperhatikan mengenai biaya langsung non personil adalah: 

  • Biaya langsung nonpersonil adalah biaya langsung yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan proyek  yang  dibuat  dengan  mempertimbangkan  dan  berdasarkan harga  pasar  yang  wajar  dan  dapat dipertanggungjawabkan serta sesuai dengan perkiraan kegiatan. Biaya langsung nonpersonil ini terdiri atas 3 komponen meliputi:
    • Reimbursable  adalah  biaya  yang  dapat  diganti  yang sebenarnya  dikeluarkan  oleh konsultan  untuk pengeluaran-pengeluaran yang sesungguhnya (at cost), misal tiket pesawat
    • Fixed  Unit  Rate  adalah  biaya  yang  sebenarnya  dikeluarkan  oleh  konsultan berdasarkan  harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap item/unsur pekerjaan dengan volume yang diperkirakan, misal sewa kendaraan.
    • Lump  sum  adalah  biaya  suatu  atau  beberapa  item/unsur  pekerjaan  dalam  batas waktu  tertentu,dengan jumlah harga yang pasti dan tetap dibayarkan, misal biaya survey.

  • Biaya  Langsung  Non  Personil  yang  dapat  diganti  adalah  biaya yang  sebenarnya dikeluarkan  Penyedia untuk    pengeluaran-pengeluaran  yang  sesungguhnya  (at  cost), yang meliputi  antara  lain biaya untuk pembelian  ATK, sewa peralatan, biaya perjalanan, biaya pengiriman   dokumen,   biaya   pengurusan surat    ijin,    biaya    komunikasi, biaya pencetakan laporan, biaya  penyelenggaraan seminar/workshop/loka karya, dan lain-lain.
  • Biaya Langsung Non  Personil  pada  prinsipnya  tidak  melebihi  40%  (empat  puluh perseratus)  dari total  biaya,    kecuali    untuk  jenis    pekerjaan    konsultansi    yang bersifat khusus,seperti : pekerjaan    penilaian  aset,  survei  untuk  memetakan  cadangan minyak bumi, pemetaan udara,  survei  lapangan,  pengukuran, penyelidikan tanah dan lain-lain.  
Pada saat menyusun HPS, PPK tidak  boleh  memperhitungkan  biaya  tak  terduga,  biaya lain-lain, dan pajak penghasilan (PPh) penyedia.  HPS ditetapkan paling lama 28 (dua puluh delapan) hari kerja sebelum  batas akhir  pemasukan  penawaran  ditambah  dengan waktu lamanya proses prakualifikasi. 

CONTOH PENYUSUNAN HPS PENGADAAN JASA KONSULTANSI

Selanjutnya penulis akan memberikan contoh penyusunan HPS untuk pengadaan jasa konsultansi dengan sumber  data  berupa  informasi    biaya    satuan    yang    dipublikasikan    secara    resmi  oleh    asosiasi    terkait  dan sumber  data  lain  yang  dapat  dipertanggungjawabkan.  Pada  contoh  berikut,  sumber  data  yang  akan  penulis gunakan adalah informasi pedoman biaya standar minimal 2011 biaya langsung personil dan biaya langsung non personil untuk kegiatan jasa konsultansi yang diterbitkan oleh Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO).   

Dalam  tulisan  ini,  penulis  akan  mengambil  contoh  pengadaan  jasa  konsultansi  perencana  pekerjaan peningkatan  kapasitas  jaringan  listrik.  Kebutuhan  personil  dan  non  personil  untuk  pekerjaan  tersebut  dirinci sebagai berikut: 

PERKIRAAN KEBUTUHAN PERSONIL PEKERJAAN PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANA PEKERJAAN PENINGKATAN KAPASITAS JARINGAN LISTRIK  PADA KANTOR X TAHUN 2012 

Tabel 1


Penetapan  kebutuhan  personil  dan  estimasi  waktu  penyelesaian  pekerjaan  sudah  dibuat  oleh PPK  dengan berdasarkan  kerangka  acuan  kerja  yang  sudah  ditetapkan  dalam  rencana  umum pengadaan.  PPK  menyusun dengan mempertimbangkan berbagai hal dan selanjutnya menetapkan kebutuhan personil untuk pekerjaan ini. Selanjutnya,  PPK  bisa  mengisi  standar  biaya  sesuai dengan  sumber  data  digunakan  yaitu  sumber  data  dari INKINDO. 

Kita bisa melihat tabel rincian biaya langsung personil pada tabel 2 untuk biaya langsung personil untuk  tenaga  ahli,  tabel  3 untuk  biaya  langsung    personil  tenaga  sub profesional,  dan  4 untuk  biaya langsung personil tenaga pendukung. 

TABEL BIAYA LANGSUNG PERSONIL UNTUK TENAGA AHLI, TENAGA SUBPROFESIONAL, DAN TENAGA PENDUKUNG SESUAI TABEL INKINDO 2011


Selanjutnya  kita  masukkan  biaya  satuan  sesuai  dengan  satuan  biaya  minimal  di  atas,  misalnya untuk Ketua tim dibutuhkan Sarjana Strata 1 dengan pengalaman minimal 12 tahun, pada gambar 2 kita lihat bahwa tenaga ahli dengan pendidikan sarjana strata 1 dan pengalaman 12 tahun masuk ke dalam kelompok ahli madya dengan rupiah per bulan sebesar Rp26.850.000,00. Standar biaya yang terdapat pada sumber data kita di atas adalah orang per bulan. Sementara di dalam rincian kebutuhan biaya langsung personil terdapat pekerjaan yang diasumsikan membutuhkan hanya 1 jam setiap harinya yaitu pekerjaan yang dilakukan pada masa pengawasan berkala. Untuk pekerjaan ini kita harus mengkonversi terlebih dahulu satuannya menjadi orang per jam dengan rumus yang sudah dibahas sebelumnya.

Dalam  kasus  ini  misalnya,  kita  akan  mengkonversi  satuan  biaya  langsung  personil  untuk tenaga  ahli pendidikan  sarjana  strata  1,  pengalaman  12  tahun,  standar  biaya  orang  per  bulan sebesar  Rp  26.850.000,00 serta tenaga ahli  pendidikan  sarjana  strata  1,  pengalaman 8  tahun, standar  biaya orang  per  bulan  sebesar  Rp 20.850.000,00. Perhitungan konversi untuk menghasilkan standar biaya orang per jam adalah sebagai berikut:

KONVERSI STANDAR BIAYA ORANG PER BULAN MENJADI ORANG PER JAM 




Setelah perhitungan konversi ini kita lakukan, maka selanjutnya akan kita hitung total kebutuhan biaya langsung personil sesuai standarnya, baik orang per bulan maupun orang per jam. Selanjutnya jika semua biaya satuan sudah kita isi, maka rincian HPS untuk biaya langsung personil akan tampak sebagai berikut: 

RINCIAN  HPS  UNTUK  BIAYA  LANGSUNG  PERSONIL  PENGADAAN JASA  KONSULTAN  PERENCANA PEKERJAAN PENINGKATAN KAPASITAS JARINGAN LISTRIK PADA KANTOR X TAHUN ANGGARAN 2012 

Standar biaya yang ditunjukkan pada gambar tabel di atas adalah untuk kegiatan yang dilaksanakan di Jakarta.

Sedangkan  untuk    kegiatan  yang  dilaksanakan  di  luar  Jakarta  harus  dikalikan  dengan  indeks untuk masing-masing propinsi. 

Kita ambil contoh saja biaya langsung personil tenaga ahli pendidikan sarjana strata 1 dengan masa kerja 12 tahun di atas tadi untuk DKI Jakarta adalah Rp26.850.000,00 per bulan. 

Jika pekerjaannya akan  dilaksanakan  di  Surabaya,  maka  biaya  langsung  personil  untuk  tenaga ahli  yang  sama  dengan  lokasi  di Surabaya adalah sebesar Rp26.850.000,00 x 0,681 (Indeks Propinsi Jawa Timur)sama dengan Rp18.284.850,00.

Setelah kita menyelesaikan penghitungan untuk biaya langsung personil, sekarang kita akan beralih ke biaya langsung non personil.  Kita anggap saja bahwa kebutuhan untuk nonpersonil adalah seperti yang ada di gambar 5 di bawah ini.

PERKIRAAN  KEBUTUHAN  NON PERSONIL  PEKERJAAN  PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANA PEKERJAAN PENINGKATAN KAPASITAS JARINGAN LISTRIK PADA KANTOR X TAHUN 2012



Selanjutnya kita akan melihat, besaran biaya satuan nonpersonil untuk masing-masing kegiatan sesuai dengan sumber data kita. Kita perhatikan rincian biaya langsung nonpersonil pada gambar 6 berikut. 

BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL UNTUK SEWA PERALATAN KANTOR, SEWA KENDARAAN, BIAYA KOMUNIKASI, DAN BIAYA PELAPORAN 



Jumlah hari dan waktu sewa kita dasarkan pada perkiraan selama pekerjaan dilaksanakan, misal sewa mobil. Untuk sewa mobil, tidak perlu kita mengasumsikan selama satu bulan penuh akan menyewa mobil, tapi bisa kita kira-kira kemungkinan penggunaannya. Setelah kita rekap biaya satuan dari masing-masing komponen biaya non personil, kita akan mendapatkan total biaya langsung non personil sebagai berikut:

RINCIAN HPS UNTUK BIAYA LANGSUNG NONPERSONIL PENGADAAN JASA KONSULTAN PERENCANA PEKERJAAN PENINGKATAN KAPASITAS JARINGAN LISTRIK PADA KANTOR X TAHUN ANGGARAN 2012 



Selanjutnya  biaya  langsung  personil  dan  nonpersonil  ini  direkap  sehingga  kita  mendapatkan prosentase  dari masing-masing biaya. Setelah direkap maka total biaya yang diperoleh adalah sebagai berikut 

REKAPITULASI BIAYA :

1. Biaya Langsung Personil           155.505.000,00   80,32% 
2. Biaya langsung non personil        38.110.000,00   19,68%
                                      Jumlah       193.615.000,00
                                      PPN 10%      19.361.500,00
                                      TOTAL      212.976.500,00

Total HPS yang kita peroleh dari penghitungan di atas adalah sebesar Rp212.976.500,00, dimana total biaya  tersebut  terdiri  atas  80,32%  biaya  langsung  personil  dan  19,68%   biaya  langsung  nonpersonil.  Karena pekerjaan  konsultansi  yang  akan  dikerjakan merupakan  pekerjaan  sederhana  dan  tidak  bersifat  khusus,  maka penghitungan  total 

HPS  di  atas  sudah  memenuhi  syarat  karena  biaya  nonpersonilnya  tidak    melebihi    40% (empat    puluh    perseratus)    dari    total    biaya.  Demikian  paparan  penulis  mengenai penyusunan  HPS  untuk pekerjaan  konsultansi,  semoga  bisa  memberikan  sedikit tambahan pengetahuan  bagi  pihak  yang  ingin mempelajari  mengenai  pengadaan  barang  jasa pemerintah  khususnya  para  Pejabat  Pembuat  Komitmen (PPK) yang memang bertanggung jawab dalam penyusunan dan penetapan HPS.